Minggu, 21 November 2010

Artikel Tentang Kesetiakawanan Saat Bencana Alam

Solidaritas Sosial Solidaritas Bangsa

Bencana alam sepertinya terus saja menggelayuti pangkuan bumi pertiwi. Semenjak banjir bandang di Wasior, Papua Barat, tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, hingga letusan Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sungguh peristiwa yang menguras tetesan air mata manusia.

Hal yang patut diapresiasi adalam berbagai bencana alam selama ini adalah sikap warga masyarakat yang senantiasa tergerak memperlihatkan rasa setia kawan kepada para korban bencana, yang datang silih berganti menimpa. Semangat dan sikap itu pulalah yang terlihat secara mengesankan. Luar biasa semangat, ekspresi, ataupun dampak solidaritas sosial itu.

Tanpa perlu dikomando, spontan warga masyarakat secara perseorangan atau berkelompok mengulurkan tangan, memberikan bantuan dan pertolongan. Makna dan nilai solidaritas sosial itu sungguh besar, lebih-lebih bagi bangsa dan negara Indonesia, yang sangat rawan terhadap berbagai bencana.

Maka, dapat dikatakan bila solidaritas sosial telah menjadi solidaritas kehidupan. Solidaritas yang menyelamatkan banyak nyawa dan memberi kehidupan bagi sesama. Sungguh membanggakan, rasa setia kawan sebagai modal sosial seperti tidak meredup di Indonesia. Ekspresi rasa setia kawan seperti tidak habis-habisnya sekalipun bencana datang silih berganti.

Ya, solidaritas sosial merupakan ekspresi paling orisinal dan suci dari manusia dan kemanusiaan. Rasa setia kawan lahir dari dorongan hati paling dalam dan murni. Kekuatan terbesarnya terletak pada sikap menolong, dan kesediaan berkorban. Kesediaan berkorban menjadi kunci bagi keselamatan sesama.

Semangat kepahlawanan yang bertumpu pada sikap pengorbanan selalu dibutuhkan. Semangat pengorbanan tidak hanya dibutuhkan untuk menghadapi bahaya bencana yang senantiasa mengintai Indonesia, tetapi juga untuk kepentingan hidup bersama sehari-hari.

Semoga, solidaritas social di atas tidak menjadi luntur, seperti para elite politik di negeri yang sebenarnya penuh damai ini, sebab solidaritas social telah menjadi solidaritas bangsa kita.

Artikel ini dibuat oleh:
Woro Sembodhro
Baciro, Yogyakarta